Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Korea Selatan (Korsel) sedang ramai diperbincangkan. Di Negeri K-Pop itu, selain bertemu pemerintah Korsel, pengusaha, dan Super Junior, Presiden Jokowi menyempatkan diri blusukan di Seoul.
Di sana Presiden Jokowi menyampaikan admirasi pada kejernihan sungai Cheonggyecheon, padahal lokasinya di tengah kota metropolitan. Ia pun tertarik melakukan hal sama pada sungai di Indonesia.
Namun berapa yang digelontorkan pemerintah Korsel untuk merevitalisasi Cheonggyecheon yang konon dulu sekumuh Ciliwung? Dan seperti apa prosesnya?
Dilaporkan situs Asian Development Bank, proyek revitalisasi Cheonggyecheon dimulai pada 2013 atas inisiatif walikota Lee Myung Bak (kelak menjadi presiden Korsel). Dulu, dibangun jalan raya dan layang di kawasan itu yang menindih aliran sungai.
Awalnya, jalan raya berfungsi baik, lama kelamaan, volume mobil makin banyak, kondisi drainase menyebabkan korosi fondasi, status jalan makin tak layak, dan biaya perbaikan tinggi. Warga sekitar pun sesak akibat polusi. Karena kondisi lingkungan yang dicekik polusi udara dan diramaikan polusi suara, bisnis di sana menjadi mati, dan kawasan tidak bisa bersaing.
Akhirnya, jalan raya itu dirobohkan; Sebuah langkah yang terbilang berani dan ditentang banyak pihak karena dianggap membuat gaduh. Dana yang keluar saat itu adalah USD 380 juta, setara dengan USD 520 juta saat ini, atau Rp 7,74 triliun (USD 1 = Rp 14.886).
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2x44g8V
No comments:
Post a Comment