Dalam kesempatan tersebut, Menteri Susi menceritakan awal mula dirinya memulai bisnis perikanan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan bisnis penerbangan PT ASI Pudjiastuti Aviation.
"Saya orang yang menginginkan kemandirian. Namun, untuk menjadi mandiri, bebas menjadi diri sendiri, dan melakukan sesuatu sesuai jalan yang kamu inginkan saat itu tidaklah mudah untuk seorang gadis Jawa seperti saya. Keluarga selalu memberitahu apa yang harus dilakukan. Untuk membuatnya mudah, saya harus menjadi mandiri dengan bisnis saya sendiri," Menteri Susi berkisah.
"Saya keluar dari sekolah karena saya rasa sekolah tidak cocok bagi saya. Mungkin cocok bagi orang lain tapi tidak untuk saya," lanjutnya.
Setelah memutuskan berhenti sekolah, Menteri Susi memulai bisnis pertamanya di usia 17 tahun dengan menjual ikan dan seafood. Akhirnya pada tahun 1996, ia melakukan ekspor pertama kalinya ke Jepang dan dilanjutkan ke Eropa.
Namun menurutnya, bisnisnya tidak dapat berkembang pesat. Hal ini karena stok ikan yang menurun drastis. Belakangan, setelah menjadi Menteri barulah diketahui bahwa menghilangnya ikan karena kegiatan illegal fishing di perairan Indonesia.
Kemudian, Menteri Susi memulai bisnis transportasi kecil-kecilan untuk mengangkut produk perikanan hidup dan segar. Menurutnya, ikan-ikan kecil, produk perikanan beku, produk perikanan olahan, produk pengalengan, dan produk kering memiliki nilai ekonomi yang lebih rendah.
"Nilai tertinggi dari seafood adalah seafood segar. Tapi kurangnya transportasi di Indonesia hanya dapat diatasi satu-satunya dengan penerbangan. Jadi saya mencoba memulai penerbangan dari kampung halaman saya di Pangandaran menuju Jakarta," cerita Menteri Susi.
Upayanya memulai bisnis tidaklah mudah. Menurut Menteri Susi, butuh waktu 4 tahun baginya untuk meyakinkan bank hingga diberi pinjaman.
"Akhirnya saya mendapatkan dukungan finansial untuk memulai bisnis saya. Saya bersama tim mulai menyusun penerbangan menuju Jakarta," imbuhnya.
Menteri Susi mengungkapkan, awalnya dirinya tak berencana mengembangkan bisnis penerbangan. Pesawat perintis yang dia punya hanya ditujukan untuk mengangkut produk perikanan miliknya agar dapat cepat mencapai pasar.
Hingga saat tsunami Aceh terjadi pada Desember 2004 lalu, pesawat miliknya membawa bantuan bagi masyarakat Aceh.
"Saat itu media memberitakan Susi Air memberi bantuan, padahal waktu itu penerbangan saya belum bernama," kenangnya.
Kini, PT ASI Pudjiastuti Aviation telah melayani setidaknya 50 penerbangan di berbagai wilayah Indonesia.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2NNPlW5
No comments:
Post a Comment