Pages

Saturday, October 27, 2018

Ragukan Ketulusan AS, Tunangan Jamal Khashoggi Tepis Undangan Donald Trump

Liputan6.com, Istanbul - Undangan khusus disampaikan Donald Trump kepada Hatice Cengiz, tunangan Jamal Khashoggi, jurnalis yang tewas dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.

Namun, perempuan tersebut menepis undangan ke Gedung Putih itu. Alasannya, ia menuduh sang miliarder nyentrik tak tulus mendukung penyelidikan kasus pembunuhan Khashoggi.

Kepada sebuah stasiun televisi Turki, Haberturk, Hatice Cengiz menilai, undangan dari Trump bertujuan untuk memengaruhi opini publik di AS.

Jamal Khashoggi tiba-tiba hilang saat sedang mengurus dokumen pernikahannya di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Selasa 2 Oktober 2018.

Awalnya, pihak Riyadh berupaya cuci tangan dengan mengatakan, sang jurnalis sudah keluar dari pintu belakang. Beberapa lama kemudian, Arab Saudi mengatakan, Khashoggi meninggal dunia dalam sebuah perkelahian yang pecah di dalam gedung konsulat.

Tekanan dari komunitas internasional kemudian mengubah narasi Arab Saudi. Kejaksaan negara itu akhirnya mengakui, Jamal Khashoggi tewas dalam pembunuhan yang telah direncanakan. Pihak Riyadh menyangkal keluarga kerajaan yang berkuasa terlibat dan menyalahkan 'agen-agen jahat' yang bertindak di luar aturan.

Sementara itu, Donald Trump mengaku 'tak puas' dengan keterangan yang disampaikan pihak Arab Saudi. Namun, ia menekankan arti penting hubungan AS dan Arab Saudi.

Trump juga mengatakan, ada 'kemungkinan', Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman tidak mengetahui pembunuhan tersebut.

Selama hidupnya, Jamal Khashoggi adalah pengkritik vokal kebijakan Mohammed bin Salman, pewaris takhta sekaligus pemimpin de facto Arab Saudi.

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan, kematian Khashoggi dalam fasilitas diplomatik seharusnya menjadi kekhawatiran semua pihak.

"AS tak akan menoleransi tindakan kejam semacam itu untuk membungkam Khashoggi, seorang jurnalis, dengan kekejaman," tambah dia.

Sebelumnya, pada Jumat 26 Oktober 2018, Turki mengaku ingin mengekstradisi 18 tersangka pembunuhan Khashoggi yang kini ditahan di Riyadh.

Namun, Turki dan Arab Saudi diketahui tak punya perjanjian ekstradisi.

Saksikan video terkait kasus kematian Jamal Khashoggi berikut ini: 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut bahwa pembunuhan Jamal Khashoggi merupakan operasi terencana dari Arab Saudi dan menuntut agar orang yang memberi perintah dimintai pertanggungjawaban.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2D7IhCT

No comments:

Post a Comment