Pages

Wednesday, April 17, 2019

Ekonomi RI Harus di Atas 5 Persen di Bawah Kepemimpinan Presiden Terpilih

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tengah menjalani pemilihan Umum Presiden. Banyak tugas yang diemban oleh presiden terpilih nantinya, terutama dalam bidang ekonomi.

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bima Yudhistira mengatakan, presiden terpilih nanti harus mampu membawa ekonomi Indonesia di atas 5 persen.

"Presiden terpilih harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan produktifitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi bisa naik di angka 6 persen, jadi harus keluar dari jebakan 5 persen," kata Bima kepada Liputan6.com, Rabu (17/4/2019).

Dipaparkannya, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam dua dasawarsa ini [20 tahun (2000-2018)] sebesar 5,27 persen yoy. Realisasi laju pertumbuhan ekonomi selama era reformasi ini belum mampu menyamai capaian era Orde Baru.

"Jika pertumbuhan lima persenan yang sudah terjadi dalam 6 tahun ini tidak segera diakselerasi, maka akan sulit bagi Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) sehingga Indonesia bisa menjadi negara maju," tambah Bima.

Di sisi lain, mengingat perekonomian Indonesia ‘cepat panas’ atau overheating, maka target-target akselerasi pertumbuhan ekonomi harus tetap mempertimbangkan aspek stabilitas.

Selain masalah kuantitas pertumbuhan ekonomi, dari sisi kualitas juga perlu diperbaiki.

"Dukungan anggaran negara meningkat, kebijakan stimulus perekonomian tidak kekurangan, posisi sebagai negara layak investasi diperoleh (investment grade), namun sayangnya kesemuanya itu belum cukup untuk menjawab tantangan peningkatan angkatan kerja, menurunkan kemiskinan secara lebih signifikan, serta mengurangi ketimpangan," pungkas dia.

* Ikuti Hitung Cepat atau Quick Count Hasil Pilpres 2019 dan Pemilu 2019 di sini

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2Pe7sqs

No comments:

Post a Comment