Karier Zahra di sepak bola berawal dari ketidaksengajaan. Saat masih berusia 10 tahun, Zahra kerap kali melihat sang Ayah bermain futsal.
"Lihat orang main bola kan kesannya pengin ikutan aja. Terus aku lihat papa aku main futsal. Di luar ada bola aku tendang-tendang ke dinding," ujar Zahra.
Ayah Zahra pun kemudian memutuskan memasukkan putrinya ke sekolah sepak bola. Minimnya sekolah sepak bola putri membuat Zahra harus bermain dengan para pemain putra di awal kariernya.
"Aku masuk SSB Patriot Merah Putih. Itu cowo semua, aku doang sendiri cewe. Terus di Asiop Apac Inti. Setelah gak bisa lagi main dengan cowo, akhirnya aku dimasukin Jakarta 69 sama BNI FA," ujar Zahra.
Trial di Luar Negeri
Meski punya rencana menjadi model, prioritas Zahra ternyata tetap di sepak bola. Ia pun mengaku telah mendapat ajakan untuk naik ke level internasional.
"Tahun depan katanya mau ada liga. Tetapi kalau gak ada, aku ada temen di luar, dia ajakin aku," ujar Zahra.
"Sebenernya tahun ini, cuma karena ada Piala AFF dan Asian Games, aku fokus dulu ke sini," kata Zahra mengakhiri.
No comments:
Post a Comment