Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkirakan, total kerugian dan kerusakan yang terjadi selama bencana gempa di wilayah Lombok, Sumbawa, dan Bali mencapai Rp 7,7 triliun. Hal itu berdasarkan hasil hitung cepat BNPB.
"BNPB memperkirakan kerugian dengan hitung cepat sampai hari ini Rp 7,7 Triliun," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Selasa 21 Agustus 2018.
Sutopo menyebut, hasil hitung cepat itu berdasarkan lima sektor yakni permukiman, infrastruktur, ekonomi prediksi, sosial, dan lintas sektor.
Dia mengatakan, dana milik BNPB belum mencukupi untuk menutupi kerugian tersebut. Oleh karena itulah, dalam hal ini pemerintah pusat ikut membantu pemerintah daerah dalam mencukupi kekurangan dana tersebut.
Namun untuk masalah kerugiannya sendiri, BNPB masih melakukan perhitungan.
"Paling banyak sektor permukiman hampir 65 persen (rusak). Saat ini berdasarkan hasil kerugian kita masih melakukan perhitungan berapa yang harus dikeluarkan untuk pemulihan. Perkiraan kebutuhanya sekitar Rp 7,7 triliun. Kalau ada yang rusak ya nanti kita hitung lagi," sebutnya.
Menurut Sutopo, total kerugian yang mencapai Rp 7,7 triliun itu, belum mampu secara penuh ditanggulangi oleh pemerintah daerah. Oleh karenanya, pemerintah pusat ikut membantu dalam memberikan dana tersebut.
"Dana itu akan digunakan untuk membuat NTB kembali seperti sebelum terjadi gempa, untuk perbaikan kontruksi seperti bangunan diperkirakan paling lambat selesai pada 2 tahun ke depan," pungkasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment