Liputan6.com, Ambon - Beberapa waktu lalu, warga Ambon dihebohkan dengan adanya tumpahan minyak berupa avtur di Desa Wayame, Kecamatan Teluk Baguala. Rupanya minyak yang mengaliri sungai itu berasal dari dua bak penampung Bahan Bakar Minyak milik PT Pertamina berkapasitas ribuan liter minyak.
Kejadian ini tentu menimbulkan kerugian, tidak hanya bagi PT Pertamina selaku pemilik avtur tersebut, tetapi dampak besar yakni kerugian bagi lingkungan.
Branch Marketing Manager PT Pertamina untuk Provinsi Maluku-Maluku Utara, Doni Brilianto mengakui kerugian yang dialami akibat terjadinya tumpahan BBM jenis avtur pada Rabu, 15 Agustus 2018 sebesar Rp 200 juta.
"Estimasi kerugian akibat tumpahan avtur dengan volume antara 20 hingga 25 kilo liter dengan asumsi harga avtur Rp10.000 per liter maka tidak terlalu besar sekitar Rp200 juta," kata Doni di Ambon, Senin, 20 Agustus 2018, dilansir Antara.
Penjelasan tersebut disampaikan dalam rapat dengar pendapat antara komisi B DPRD Maluku bersama Badan Lingkungan Hidup Provinsi Maluku dan PT Pertamina dipimpin Evert Kermite.
Menurut dia, ada berita dari Direktur Pemasaran korporat bahwa yang paling penting bukan kerugiannya tetapi immaterial seperti dampak terhadap masyarakat. Untuk itu, langkah pertama yang dilakukan Pertamina adalah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Maluku, Vera Tomasoa menjelaskan, sejak Kamis, 16 Agustus 2018, telah mengambil sampel air dan sediman dari sungai serta laut untuk diperiksa di laboratorium KLHK yang merupakan laboratorium rujukan.
Hanya saja karena saat itu hari libur nasional, tim BLH ke sana membawa sampel berupa air dan sediman, beberapa hari kemudian.
"Parameter yang diuji adalah sesuai Permen nomor 51 baik berupa sedimen maupun air akan diuji di laboratorium dan kami belum bisa sampaikan tingkat pencemarannya seperti apa karena menunggu hasil laboratorium," jelas Vera.
PT Pertamina juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku. Ada beberapa masukan bila memang sungai tercemar atau biota-biota laut mengalami gangguan akibat tumpahan minyak ini.
Ketua Komisi B DPRD Maluku Ever kermite mempertanyakan penyebab terjadinya kasus tumpahan minyak. Dewan mendapat penjelasan ada kelalaian internal Pertamina dan hal ini merupakan peristiwa pertama yang terjadi di Kota Ambon.
Wakil Ketua Komisi B Wellem Watimena menambahkan, tidak mungkin orang yang kerja lama satu atau dua tahun dan sudah profesional bisa lalai seperti itu. "Informasi di lapangan adalah minyak tanah, sehingga masyarakat berbondong-bondong menimba minyak," dia menandaskan.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Simak video pilihan berikut ini:
No comments:
Post a Comment