Pages

Monday, January 7, 2019

Tuai Kontroversi, Nicolas Maduro Kembali Menjabat Sebagai Presiden Venezuela

Menurut Dewan Pemilihan Nasional Venezuela (CNE), jumlah suara untuk pemilihan satu putaran adalah sekitar 46 persen. Hal ini, ecara signifikan lebih rendah dari 80 persen yang dicatat selama pemilihan presiden terakhir negara itu pada 2013.

Amerika Serikat, Uni Eropa dan sejumlah negara dari Amerika yang disebut Grup Lima telah menolak untuk mengakui hasil pemilu tersebut.

Pada Jumat pekan lalu, Grup Lima yang beranggotakan 14 orang --terdiri dari Argentina, Brasil, Kanada, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Guatemala, Guyana, Honduras, Meksiko, Panama, Paraguay, Peru, dan Saint Lucia-- mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan Maduro untuk menyerahkan kekuasaan, dan membuka jalan bagi pemerintahan transisi yang dibentuk oleh para pemimpin Majelis Nasional.

Kementerian Luar Negeri AS, sementara itu, mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu yang mengatakan Washington mendukung Majelis Nasional sebagai "satu-satunya lembaga yang terpilih secara demokratis yang benar-benar mewakili kehendak rakyat Venezuela".

AS telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Venezuela sebagai tanggapan atas dugaan kemunduran demokrasi negara tersebut.

Menanggapi komentar Washington, kementerian luar negeri Venezuela menuduh AS berusaha "untuk mewujudkan kudeta ... dalam mempromosikan penolakan institusi yang sah dan demokratis", dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping http://bit.ly/2GXKYtp

No comments:

Post a Comment