Pages

Wednesday, April 3, 2019

Sedih, Paus Bunting Mati Akibat Telan 22 Kilogram Sampah Plastik

Liputan6.com, Roma - Seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) ditemukan mati akibat menelan puluhan kilo sampah plastik. Bangkainya ditemukan terdampar di satu pantai di Porto Cervo, tujuan wisata populer di Sardinia, Italia.

Mirisnya, ketika ahli melakukan pembedahan tubuh paus, mamalia laut ini diketahui sedang mengandung. Di dalam perut paus pun ditemukan 22 kilogram plastik.

Luca Bittau, presiden SEAME --sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk melindungi cetacea (ordo paus) di Mediterania melalui penelitian dan pendidikan-- mengatakan kepada CNN bahwa isi perut mamalia itu terdiri dari kantong plastik, jala dan tali pancing, serta benda lain yang tidak bisa terurai.

Foto pada 30 Maret 2019, tali pancing yang ditemukan di dalam perut paus di Pulau Sardinia, Italia. Perut paus sperma betina itu berisi kantong sampah, jaring dan tali pancing, bahkan kantong cairan sabun cuci yang masih dapat diidentifikasi merek dan kode barangnya. (SEAME Sardinia Onlus via AP)

"Dia (paus) hamil dan hampir dipastikan keguguran sebelum dia terdampar," kata Bittau yang dikutip dari Live Science, Rabu (3/4/2019). "Janin dalam kondisi dekomposisi lanjut."

Paus sperma adalah satu-satunya spesies yang hidup dari genusnya dan merupakan spesies terbesar paus bergigi.

Betina dewasa besarnya bisa mencapai panjang 11 meter dan berat sekitar 13 hingga 14 ton, sementara jantan dewasa jauh lebih besar, tumbuh hingga 18 meter dengan bobot mulai dari 35 sampai 45 ton, menurut American Cetacean Society.

Foto pada 30 Maret 2019, sampah plastik yang ditemukan di dalam perut paus di Pulau Sardinia, Italia. Perut paus sperma betina itu berisi kantong sampah, jaring dan tali pancing, bahkan kantong cairan sabun cuci yang masih dapat diidentifikasi merek dan kode barangnya. (SEAME Sardinia Onlus via AP)

Paus sperma betina muda yang hanyut di Italia panjangnya kurang lebih 8 meter dan bayinya sekitar 2 meter, lapor kantor berita lokal ICONA NEWS. Namun penyebab kematian paus masih dalam penyelidikan.

Akhir-akhir ini, kasus paus yang mati akibat menelan puluhan kilo bahkan ton sampah plastik, menjadi sering dijumpai di beberapa wilayah atau negara.

Baru pada Maret kemarin, bangkai seekor paus muda ditemukan terdampar di Filipina, mati karena "kejutan lambung (gastric shock)" setelah menelan 40 kilogram sampah plastik.

Ahli biologi kelautan dan sukarelawan dari D’Bone Collector Museum di Kota Davao di pulau Mindanao, Filipina, kaget ketika menemukan penyebab kematian brutal pada Cuvier's Beaked Whale ini --paus paruh cuvier (Ziphius cavirostris), yang hanyut ke pantai pada hari Sabtu, 16 Maret 2019.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di halaman Facebook D’Bone Collector Museum, mereka menemukan "40 kilogram kantong plastik, termasuk 16 karung beras, 4 tas perkebunan, dan beberapa tas belanja" di perut paus setelah dilakukan autopsi.

Gambar operasi pembedahan menunjukkan tumpukan sampah yang tak berujung diekstraksi dari organ dalam paus, yang dikatakan telah mati karena "kejutan lambung" setelah menelan semua plastik.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Dengan menggunakan kayu, warga beramai-ramai mengeluarkan ikan paus dari lokasi terdampar. Ikan paus kemudian diseret menggunakan kapal Polairud Polres Mimika keluar dari Kampung Timika Pantai.

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com kalo berita kurang lengkap buka link disamping https://ift.tt/2OEWIB6

No comments:

Post a Comment